Thursday, August 13, 2015

Bertemu Anjani di Lombok - part 1

Dari jaman dahulu gunung selalu menjadi tempat sakral. Semakin tinggi gunung tersebut semakin menjadi tempat yang sangat disucikan. Saya pernah baca disuatu buku bahkan nabi Musa A.S ingin bertemu dengan Allah hingga dicari sampai ke puncak gunung Sinai.

Bahkan saya pernah dengar bahwa kalau kita naik ke puncak gunung maka kita akan semakin dekat dengan tuhan. Dan doa-doa kita pun akan didengar.

So... berhubung lagi galau akut pas diajakin naik ke Rinjani pun saya iyakan. Bulan Maret kemarin saya dan 5 temen saya lainnya sudah memesan tiket ke Lombok untuk keberangkatan 6 Agustus dan pulang 11 Agustus. Dengan rencana cuti 4 hari.

Kamis kemarin pun kita semua berangkat dari terminal 3 Soeta ke Praya, Lombok. Begitu sampai di Lombok kita semua diajak ke Pantai Kuta. Pantai yang pasirnya seperti merica. Bulat-bulat dan seperti makanan ikan kalau kata saya.


Sebenernya dari Pantai Kuta ini kita bisa lanjut untuk wisata ke Desa Sasak. Suku tradisional Lombok yang rumahnya dilapisi kotoran kerbau dan penghasil kain tenun Lombok.

Namun karena tujuan liburan ini adalah Rinjani yang letaknya ada di tengah pulau Lombok dan lokasinya cukup jauh dari Pantai Kuta maka kita semua langsung menuju Sembalun. 

Sebenarnya untuk memulai pendakian ke Rinjani ada 2 rute. Melalui Sembalun atau Senaru. Jika melalui Senaru katanya sih rutenya cukup curam dan viewnya membosankan. Karena jika lewat Senaru kita masuk ke dalam hutan yang cukup subur. Namun akan melewati Segara Anak sebelum berhenti di Plawangan.

Sedangkan rute Sembalun jalurnya sebenernya curam-curam juga sih.. hehhehe. Tapi ada daerah yang cukup landai. Viewnya dirute Sembalun kita bisa melihat puncak Rinjani dan bukit-bukit yang cantik yang mengelilingi Rinjani. Sehingga rute ini merupakan rute favorit beberapa pendaki. Apalagi pendaki abal-abal macam saya yang baru dua kali naik gunung :p.

Esoknya setelah menginap di Pondok Sembalun sekitar jam 8 pagi kita semua berangkat untuk memulai pendakian. Rute yang akan kita lalui adalah Sembalun - Plawangan - Summit Attack (Muncak). Dari sembalun ke Plawangan sendiri ada 4 pos (kalau gak salah) yang bakal kita lewatin. Jarak antar tiap pos sebenernya berdekatan. Tapi karena jalannya mendaki cukup bikin paha pegel. Di pos 2 sendiri merupakan daerah yang cukup lapang. Banyak beberapa pendaki yang istirahat untuk makan disini. Kebetulan juga kita semua sampai di pos 2 jam setengah 12 siang.

Namun karena si pak porter sudah cukup umur, beliau sempat kram kaki. Tapi untungnya ada anaknya yang membantu si bapak porter yang kena kram itu. Sekitar jam setengah 1 kita baru makan siang. Dan lanjut mendaki lagi jam set 2 siang. 

Sampai Pos 3 atau yang dikenal pos penyesalan kita semua istirahat sebentar. Pak Budi, guide kita yang baik hati ini bilang bahwa dari Pos 3 sampai Plawangan akan ada 7 bukit. Dan bukit 1, 3, 5 dan 7 adalah bukit yang paling susah (gleeg). Dan maka dari itu si pos 3 ini disebut pos penyesalan. Karena dari sinilah tantangan pertama ke puncak rinjani dimulai.

Dari bukit 1 sampai bukit ke 7 bener-bener dibikin lemes. Tanjakannya yang luar biasa. Tapi untungnya viewnya cukup bikin mata dan pikiran tenang. Saya sampai duluan di Plawangan sekitar jam 5 sore. 

Sebelum naik ke puncak Rinjani, kita semua menginap semalam di Plawangan. Dan bangun pagi-pagi buta untuk summit attack. Saat tidur pun sebenernya agak gelisah. Karena anginnya cukup kenceng dan bikin jiper (aselik saya gak kuat dingin). Dan sempet terlintas dari mulut saya bahwa saya tidak ingin ke puncak. Terpikir akan melakukan puncak nanti saja saat Trail Race di MRU nanti. Tapi si otak yang waras bilang "bodoh banget kalau cuman karena angin lo nyerah El". Akhirnya si waras yang menang!

Jadilah kita semua berangkat muncak.

Bener-bener naik ke puncak Rinjani itu pake fisik luar biasa banget. Niat bisa kejar sunrise di puncak tapi dalam hati "santai aja El, nikmatin aja pemandangannya". And I did.

Ketika di medan yang paling sulit, kalau kata orang-orang si tanjakan setan yang bentuknya angka 3 kebalik, saya kelaparan. Dan tidak yakin bisa ngalahin si tanjakan setan. Persedian makanan saya habis, teman-teman saya yang jaraknya dekat saya pun tidak bawa makanan ke puncak. Which that totally wrong!.

Saking kelaparannya saya nekat minta makanan ke guide yang sedang duduk dipinggir jalur pendakian. Niatnya hanya minta biskuit yang dia makan. Eh malah dikasih jeruk dan apel. Dan Allahuakbaarr... itu rasanya biskuit, apel dan jeruk yang paling enak yang pernah saya makan! Sungguh!

Dan entah keajaiban apa pula... tiba-tiba teman-teman plus Pak Budi pun semakin mendekat dan kita semua makan makanan ringan disana untuk menambah energi.

Selepas dari itu pun bagaikan hape yang udah full charge saya kembali termotivasi untuk naik ke puncak. Ngalahin si tanjakan setan yang berpasir dan ga abis-abis. Akhirnya sukses sampai puncak jam 9 pagi.
the greatest creation of Allah

the sunrise seeker

Di puncak pun saya teriak-teriak meski gada yang saya kenal.. hahahah. Seneng banget. Seneng luar biasa... Ah rasanya kaya menang kejuaraan deh.

Dan dari puncak itu keliatan si cantik Anjani. Ah Anjani.... terima kasih loh atas tantanannya.
I MADE IT!!


You make me feel alive again.


....... to be continue. (mau latian lari dulu :p ) 



No comments:

Post a Comment